Selasa, 20 September 2011

Cara Menghilangkan Kebiasaan Mendengkur


Mendengkur
TEMPO Interaktif, Lembaga penelitian kesehatan Mayo Clinic mengungkapkan hampir setengah dari orang dewasa mendengkur. Kebiasaan di kala tidur itu tak jarang jadi masalah bagi pasangan suami istri. Kadang suami atau istri yang mendengkur tidak menyadarinya, tetapi yang lainnya begitu merasa terganggu tidurnya. 

Mendengkur terjadi ketika Anda tidur begitu nyenyak sehingga jaringan rileks yang ada di tenggorokan ikut bergetar saat bernapas sehingga menciptakan suara yang keras. Karena masalah ini, ada beberapa pasangan yang memilih untuk tidur terpisah. Sementara yang lainnya berusaha untuk menjalani pengobatan yang efektif. 

Setelah berkonsultasi, kebanyakan dokter akan menganjurkan hal-hal berikut untuk mengurangi dengkuran, yakni mengurangi berat badan, mengubah posisi tidur dengan cara memiringkan tubuh atau meninggikan kepala, serta membatasi atau menghindari konsumsi alkohol menjelang tidur. 

Jika perawatan ini tidak berhasil, maka dibutuhkan perlakuan yang lebih kompleks untuk mengatasi masalah tersebut. Seperti dikutip dari laman Third Age, ada sebuah peralatan oral yang mirip dengan penyangga mulut. Alat ini membuat rahang ke bawah dan lidah ke depan sehingga jalan napas pun terbuka. Dengan begitu, penderita mendengkur pun tidak kesulitan untuk bernapas. Sebagai pilihan pengobatan terakhir, dokter dapat melakukan operasi untuk membuka saluran pernafasan untuk mengurangi dengkuran.

Sangat penting untuk Anda berkonsultasi dengan dokter mengenai kebiasaan mendengkur, apalagi jika perubahan gaya hidup tidak bisa menjadi solusinya. Terutama karena kebiasaan mendengkur pun dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang lebih dalam.

NUR INTAN 

Dua Cangkir Kopi Sehari Kurangi Risiko Stroke


TEMPO/Zulkarnain

TEMPO Interaktif
Stockholm- Minum dua cangkir kopi sehari dapat mengurangi risiko stroke secara signifikan, menurut sebuah penelitian.

Para ahli sebelumnya terbelah soal minuman ini, di mana beberapa menyatakan kopi adalah stimulan yang berbahaya dan yang lain berpendapat bahwa kopi bisa menyelamatkan nyawa.

Tapi analisis komprehensif terhadap manfaat kesehatan dari kopi telah mengkonfirmasi bahwa kopi memiliki efek pencegahan yang kuat terhadap stroke.

Para ilmuwan di Karolinska Institute di Stockholm, Swedia, mengumpulkan hasil berbagai penelitian sebelumnya untuk mendapatkan jawaban yang definitif.

Mereka mengumpulkan statistik dari delapan studi yang menyurvei hampir setengah juta orang dan dilakukan dari pertengahan 1960-an hingga 2011.

Hasilnya, sebagaimana dipublikasikan dalam American Journal of Epidemiology, menunjukkan mereka yang minum dua cangkir kopi sehari, 14 persen lebih kecil kemungkinannya untuk menderita pembekuan pada otak, sementara minum 3-4 cangkir sehari dapat mengurangi bahaya itu sebesar 17 persen.

Tapi mengkonsumsi lebih dari itu tidak selalu meningkatkan proteksi, menurut penelitian itu. Mereka yang minum enam cangkir atau lebih setiap hari mengurangi risiko hanya 7 persen.

Para peneliti mengatakan antioksidan di dalam kopi dapat melindungi pembuluh darah di otak dari kerusakan yang disebabkan oleh lipoprotein, yang dijuluki kolesterol buruk. Tapi mereka menekankan masih ada tersisa kekhawatiran bahwa kebiasaan itu dapat meningkatkan tekanan darah.

Para ilmuwan mengatakan, "Kopi adalah campuran kompleks dari zat yang mungkin memiliki efek menguntungkan dan berbahaya."

DAILY MAIL | EZ